Kemarin teman milisku mem-post kata-kata bijak tentang indahnya bersyukur, dan... aku cukup terhenyak karena menyadari kalau sekarang aku semakin jarang mengucap syukur dan terima kasih kepada-Nya.
Memahami arti bersyukur... biasanya saat kita menerima sesuatu, kita harus berterima kasih atas apa yang kita terima, Bersyukur sebenarnya adalah hal biasa, sedari kecil pasti kita diajarkan untuk belajar mengucap syukur dalam bentuk doa, baik pada saat kita makan atau menerima sesuatu pemberian dari orang tua kita.
Rasa bersyukur sebenarnya ditujukan pada Tuhan YME, pencipta langit, atas karunia nya terhadap manusia. sebuah bentuk rasa terima kasih seorang umat pada Tuhannya.
Namun tanpa sadar seiring pembelajaranku menuju kedewasaan dimana dalam perjalanan kadang kutemukan ketidakadilan, tak jarang harus kecewa, menemukan kesesakan, kemelut hingga tersakiti, semua hal yang acapkali membuat jiwa dikuasai amarah karena semua tidak berjalan sesuai keinginan kita, ketidakpuasan dan nafsu, sehingga muncullah sebentuk kekecewaan pada Tuhan;
kenapa bisa begini, kenapa bisa begitu, harusnya ga seperti ini? akhirnya hanya bisa menyalahkan dan mengeluh.
Aku menyadari kalau ternyata aku telah banyak melupakan kasih-Nya, padahal disetiap nafas yang kuhembuskan-pun adalah Anugrah dari-Nya, bagaimana jika tiba-tiba Dia menghentikan nafasku, sanggupkah kupertanggungjawabkan semua perbuatanku? sanggupkah aku menahan panas api neraka?
Udara yang kuhirup adalah sebagian dari bentuk cinta-Nya padaku, setiap pagi aku masih bisa membuka mataku dan bernafas, Dia masih mengijinkan kita tinggal dan menikmati keindahan ciptaan-Nya.
Kenapa kerap kusalahkan Allah-ku atas semua ketidakmampuanku berpijak di bumi ini? tidakkah kasih yang diberikan kepadaku lebih dari hidup? tanah yang kupijak, udara yang kuhirup, air yang melepaskan dahagaku, langit yang menerangiku, bumi dan segala isinya??
Allah telah memberi banyak kepadaku; keluarga yang menyayangiku, tubuh yang sehat, perlindungan dan rasa aman, hal-hal yang terkadang silap di mataku...
dan jika kini kubuka mata dan hatiku baik2, sebenarnya aku bisa merasakan betapa lengkap hidupku, begitu banyak orang menyayangi dan menyertaiku. Tak pernah Allah Bapa membiarkanku sendiri dalam perjalananku.
Ketika aku 'jatuh' aku tidak pernah mengenal putus asa, karena Dia memberiku kekuatan;
Ketika mata ragaku tak bisa awas, maka Dia memberiku mata bathin sebagai gantinya;
Jika hatiku butuh naungan dan kasih Dia berikanku cinta.
Selalu dan selalu Dia menjagaku, dalam tawa dan tangisku, dalam kebimbangan juga resahku.
Terimakasih Ya Allah atas semua Berkat dan Karunia-Mu atasku.